Kabar Baik! Ilmuwan Peraih Nobel Prediksi Wabah C0R0NA Segera Berakhir, Ini Penjelasan Dan Buktinya


Seiring kondisi kecemasan masyarakat mengenai wabah Covid-19 atau virus corona meningkat di berbagai negara, masih terdapat kabar baik yang bisa menenangkan kekhawatiran itu.

Kabar baik itu tertuang dalam analisis seorang pemenang Nobel sekaligus ahli biofisika Stanford, Michael Levitt.

Pada penelitian tersebut memperkirakan peningkatan jumlah kematian terkait kasus virus corona akan terus berkurang dari hari ke hari.


Dikutip TribunPalu.com dari media teknologi daring Israel, calcalistech.com Michael Levitt menceritakan detail soal kabar baik ini.


Levitt sengaja mengirimka pesan-pesan menenangkan kepada teman-temannya yang berada di China.

Lalu, analisis Levitt tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa Mandarin dan diteruskan melalui pesan broadcast.

Kabar baik ini pun menjadi pembicaraan populer untuk berbagai wawancara di Asia.

Levitt mungkin bukanlah ahli epidemiologi, tetapi ia memahami betul tentang perhitungan dan statistik, katanya kepada Calcalist dalam sebuah wawancara telepon.

Meskipun dia yakin pandemi ini akan berjalan baik-baik saja, Levitt menekankan dukungannya terhadap semua kebijakan demi keselamatan yang saat ini sedang diterapkan dan wajib untuk dipatuhi.

Levitt sama sekali tak bermaksud menjadi nabi yang meramalkan kapan akhir dari pandemi ini terjadi, sebab analisisnya tepat merupakan hal yang tidak disengaja.

Istrinya, Shoshan Brosh adalah seorang peneliti seni di China dan kurator untuk seni fotografer setempat, yang berarti pasangan ini harus membagi waktu mereka antara Amerika Serikat, Israel, dan China.

Saat kasus corona ini meledak, Brosh menulis kalimat penyemangat kepada teman-temannya di China.

"Ketika mereka menjawab kami, mereka menggambarkan betapa rumitnya situasi di sana (China), saya memutuskan untuk menelisik lebih dalam pada angka-angka (laporan kasus setiap harinya) dengan harapan bisa mendapatkan beberapa kesimpulan," jelas Levitt seperti dikutip dari Calcalistech yang terbit Jumat (13/3/2020).


“Tingkat infeksi virus di provinsi Hubei meningkat 30% setiap hari. Itu adalah statistik yang menakutkan. Saya bukan ahli influenza tetapi saya bisa menganalisis angka dan itu adalah pertumbuhan eksponensial," sambungnya.

Pada tingkat ini, kemungkinan terburuknya seluruh dunia seharusnya sudah terinfeksi dalam 90 hari, katanya.

Namun, dari hari ke hari tren tersebut berubah.

• 10 Persen Pasien Sembuh Corona di China Positif Lagi, Dokter Wuhan: Tapi Tidak Menulari yang Lainnya

Ketika Levitt mulai menganalisis data pada 1 Februari, Hubei memiliki 1.800 kasus baru setiap hari dan dalam enam hari jumlah ini mencapai 4.700.

“Dan kemudian, pada 7 Februari, jumlah kasus infeksi baru mulai menurun secara linear dan tidak berhenti. Seminggu kemudian, hal yang sama terjadi dengan jumlah kematian," kata Levitt.

Itu artinya, perubahan yang signifikan pada kurva ini menandai titik puncak.

"Perubahan dramatis pada kurva ini menandai titik tengah dan memungkinkan prediksi yang lebih baik tentang kapan pandemi akan berakhir. Berdasarkan itu, saya menyimpulkan bahwa situasi di seluruh Tiongkok akan membaik dalam dua minggu. Dan, memang, sekarang ada sangat sedikit kasus infeksi baru,” lanjutnya.



Pesan Levitt dalam sebuah broadcast itu dengan cepat membuat penasaran masyarakat China dan orang-orang yang ingin memastikan dia memang menulis informasi yang benar.

Kemudian, mereka pun mulai menghubungi Levitt untuk mengkonfirmasi prediksinya itu.

“Itulah bagaimana saya tahu saya perlu melanjutkan (analisis angka tersebut),” katanya.


Levitt mulai mengirimkan laporan berkala kepada teman-temannya di China, dan popularitas mereka menyebabkan wawancara di televisi China, misalnya pada CGTN yang setara dengan CNN.

Michael Levitt
Michael Levitt (China Daily via Reuters x Twitter @NobelPrize)
Berdasarkan berkurangnya jumlah kasus infeksi dan kematian, katanya, virus itu mungkin akan hilang dari China pada akhir Maret.

Levitt menghindari membuat prediksi ini secara global.

Di China, katanya, jumlah kasus infeksi baru akan segera mencapai angka nol.

Lalu Korea Selatan telah melewati titik puncak dan sudah dapat melihat ujung akhir wabah ini.

Menurutnya, mengenai seluruh dunia, masih sulit untuk memprediksikannya.

• Masa Inkubasi Virus Corona 5-12 Hari, Berikut Penjelasan dan Gejala yang Ditimbulkan

Sementara, dikutip dari The Los Angeles Times via Kompas.com, Levitt memulai analisis itu dengan menjumlahkan kasus virus corona di seluruh dunia pada bulan Januari.

Pesan Levitt dalam sebuah broadcast itu dengan cepat membuat penasaran masyarakat China dan orang-orang yang ingin memastikan dia memang menulis informasi yang benar.

 Kemudian, mereka pun mulai menghubungi Levitt untuk mengkonfirmasi prediksinya itu.

Tidak separah yang terjadi

Levitt mengatakan, ia mendukung kebijakan-kebijakan ketat untuk memerangi wabah tersebut.

Menurut dia, mandat social distancing dan physical distancing atau pembatasan sosial sangat penting.

Terutama larangan pertemuan besar, karena virus ini sangat baru sehingga penduduk tidak memiliki kekebalan terhadapnya dan vaksin kemungkinan baru bisa digunakan beberapa bulan lagi.

Meski begitu, lanjutnya, mendapatkan vaksinasi flu juga penting untuk mengurangi kemungkinan rumah sakit dibanjiri pasien karena virus corona yang tidak terdeteksi.

Para pekerja medis yang mengenakan alat pelindung memindahkan seorang tersangka pasien virus korona (C) ke rumah sakit lain dari Rumah Sakit Daenam di mana total 16 infeksi sekarang telah diidentifikasi dengan virus corona COVID-19, di daerah Cheongdo dekat kota tenggara Daegu pada 21 Februari 2020 Kasus coronavirus Korea Selatan hampir dua kali lipat pada 21 Februari, naik di atas 200 dan menjadikannya negara yang paling parah terkena dampak di luar China ketika jumlah infeksi yang terkait dengan sekte keagamaan meningkat.
Kasus coronavirus Korea Selatan hampir dua kali lipat pada 21 Februari, naik di atas 200 dan menjadikannya negara yang paling parah terkena dampak di luar China ketika jumlah infeksi yang terkait dengan sekte keagamaan meningkat. (YONHAP / AFP)
• Semakin Melonjak, Korban Meninggal Akibat Terinfeksi Corona di Italia Tembus hingga 7.500 Orang



Dia menambahkan, pemberitaan media juga berkontribusi besar terhadap kepanikan yang tidak perlu di masyarakat.

Padahal, kasus penyakit lainnya yang juga menyebabkan angka kematian yang tinggi tidak hanya virus corona, tetapi hal itu tidak banyak diberitakan.

Levitt khawatir, langkah-langkah kesehatan masyarakat yang telah menyebabkan gangguan ekonomi yang masif ini justru bisa menyebabkan bencana kesehatan mental mereka sendiri, seperti kemiskinan dan keputusasaan karena kehilangan pekerjaan.

Dia menuturkan, virus dapat tumbuh secara eksponensial atau peningkatan dalam periode tertentu hanya ketika tidak terdeteksi dan tidak ada yang bertindak untuk mengendalikannya.

Hal itulah yang terjadi di Korea Selatan bulan lalu.

Jadi, perlu deteksi dini yang lebih baik, tidak hanya melalui pengujian, tetapi juga bisa dengan pengawasan suhu tubuh seperti diterapkan China, dan isolasi sosial.

Meskipun untuk sementara ini tingkat kematian akibat Covid-19 tampak secara signifikan lebih tinggi daripada flu, Levitt mengatakan, masyarakat tak perlu khawatir.

"Ini bukan akhir dunia. Situasi sebenarnya tidak separah yang seolah terjadi," ungkapnya.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

1 Response to "Kabar Baik! Ilmuwan Peraih Nobel Prediksi Wabah C0R0NA Segera Berakhir, Ini Penjelasan Dan Buktinya"

  1. Smoga virus ini segera b'akhir sebelum ramadhan tiba,Krn kami semua umat Islam ingin tarawih bersama,tadarusan,buka bersama keluarga&sholat idul Fitri bersama lagi ya Allah,Aamiin ya robbal Alamin...

    BalasHapus

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2